Review Buku : Menyayangi Anak Sepenuh Hati

Judul: Menyayangi Anak Sepenuh Hati

Penulis: Ida Nur Laila

Penerbit: Era Adicitra Intermedia, 2018

 

Bismillah…

Teknologi mempunyai peranan penting dalam kehidupan kita, salah satunya kita menggunakan teknologi untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di dekat kita maupun yang berada jauh dari lokasi di mana kita berada. Saat ini seringkali kita dapati berita mengenai peristiwa yang tidak mengenakkan berkaitan dengan anak. Banyak kekerasan bahkan hingga nyawa hilang lantaran terjadi kekerasan tersebut. Kekerasan pada anak terjadi bukan saja oleh orang yang tidak ada hubungan kekerabatan tetapi juga dilakukan oleh orang terdekat dengan korban bahkan ibu kandung.

Setiap orang tua ketika ditanya mengenai apakah mereka sayang dengan anak mereka, maka bisa dipastikan jawaban yang terlontar dari mulut orang tua adalah sayang. Tetapi apakah anak-anak juga merasakan hal yang sama atau malah sebaliknya? Apakah anak-anak mengetahui bahwa orang tua sayang dengan mereka atau mereka justru merasa bahwa orang tua tidak menyayangi mereka?

Buku ini mengupas mengenai bagaimana orang tua bisa bersikap menghadapi segala problem yang dihadapi anak-anak. Penulis yang merupakan orang tua dengan 6 orang anak serta sebagai aktivis parenting mengupas tuntas disertai dengan pengalaman nyata penulis sendiri bagaimana solusi yang bisa dihadirkan dalam membersamai anak-anak.

Bukan sekedar kontak fisik yang harus dihadirkan oleh para orang tua tetapi juga bagaimana ketika fisik hadir maupun tidak hadir di dekat buah hati, ruh dan jiwa kita tetap hadir dalam membersamai mereka. Beberapa bab dalam buku ini juga disertai dengan lembar evaluasi bagi orang tua untuk mengevaluasi diri sendiri apakah sudah menjadi orang tua yang membersamai anak sepenuh jiwa atau hanya sekedar membersamai secara fisik. Selain itu di dalam buku ini juga dihadirkan Undang-Undang mengenai perlindungan Anak yang bisa kita pegang sebagai kekuatan hukum negara. Di bagian akhir buku ini juga diberikan bonus spesial dari penulis berupa ‘suplemen’ yang merupakan cara-cara yang Beliau lakukan di rumah dalam membersamai anak-anak agar cinta itu tumbuh bukan saja pada diri orang tua tetapi juga pada jiwa anak-anak (Bukan saja cinta bertepuk sebelah tangan karena hanya orang tua yang merasakan tetapi juga penerimaan cinta itu dirasakan juga oleh anak-anak dan dibalas kembali dengan cinta kepada orang tua)

 

Tinggalkan komentar