Mengenal Gender

Bismillah…

Menurut teori FBE, ada 8 jenis fitrah pada anak yang harus dioptimalkan dalam membimbingnya salah satunya adalah fitrah seksualitas. Sejak dini seyogianya anak-anak sudah dikenalkan dan sudah memahami perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Tujuannya agar kelak ketika mereka sudah tumbuh dan berkembang menjadi sosok pribadi yang lebih matang (dewasa), mereka berjalan sesuai fitrah pada diri mereka. Seorang laki-laki paham betul mengenai siapa mereka, begitu juga seorang wanita juga akan paham bahwa dia adalah seorang wanita dan tau tugas, tanggungjawab serta kewajiban yang melekat pada diri mereka, selain itu hal terpenting adalah mereka paham dan berjalan sesuai kodratnya siapa yang akan menjadi pasangan mereka dan bagaimana menyalurkan hasrat serta kebutuhan seksual mereka kelak.

Malam ini merupakan tertangkapnya kembali moment “AHA” buat pembelajaran bang Kemi, dan ini juga bisa dihubungkan dengan matematika sesuai dengan game level 6 pada kelas bunda sayang, yaitu mengenai gender, anak mengenal laki-laki dan perempuan.

Bang Kemi dibelikan oleh tante Evi stiker karakter buat ditempel-tempel karena memang hobi bang Kemi adalah tempel-menempel. Nah, ketika hendak mengambil karakter pada stiker, kubiarkan saja bang Kemi mengambil acak, dan ternyata dia mengambil dua stiker yang berbeda karakter secara gender (dari awal instruksinya buat bang Kemi memang dijatahi 2 stiker saja setiap malam buat menempel). Tanpa disangka bang Kemi mengambil 2 stiker yang dipilihnya dan memberikan salah satunya buatku sambil berkata “ini buat Umi, yang warna pink karena umi kan perempuan, kalo abang yang ini aja, kan abang laki-laki kan Mi”. Wah alhamdulillah, secara teori bang Kemi sudah bisa membedakan mana laki-laki dan perempuan. Ketika ada moment seperti ini aku langsung membuat topik mengenai gender ini agar bang Kemi lebih memahami.

Aku mulai mengajak bang Kemi berdiskusi ringan mengenai perbedaan secara fisik/yang terlihat antara Umi dan bang Kemi, kemudian aku meminta menyebutkan gender ayah, dede Alfath, nenek, tante Evi, dan lain-lain, tergolong laki-laki atau perempuan, dan terakhir ditutup dengan betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan Umi dan Ayah berpasang-pasangan. Alhamdulillah sampai sini bang Kemi sudah mengenal, insyaAllah ke depannya akan lebih menjurus untuk pemahamannya 🙂